Lumpur Sungai Musi akan Dikeruk
Akhirnya lumpur sungai Musi dikeruk. Otorita pelabuhan Antwerpen Belgia, melalui Antwerp Port Education Centre (APEC) berminat bekerjasama kegiatan pengerukan (dredging) endapan lumpur di alur Sungai Musi dengan pemerintah Sumatera Selatan. Endapan lumpur di sungai Musi, per tahun diperkirakan sebanyak 1,6-1,8 juta meter kubik per tahun.
Pengerukan sendimentasi lumpur di alur pelayaran sungai Musi ini bagian dari program pemberdayaan dan mendukung pelabuhan samudera Tanjung Api- api dengan harapan suplai barang tidak hanya melalui akses darat tetap jalur sungai masih tetap dipertahankan. Belgia sendiri sangat berkepentingannya karena Belgia tertarik 8,5 juta ton per tahun batubara untuk kebutuhan dalam negerinya.
Hal itu dikatakan Gubernur Sumsel Alex Noerdin, kepada pers di kantornya, Jl Kapten A. Rivai Palembang, Rabu (24/06/2009), seusai melakukan kunjungan ke Belgia bersama staf ahli pada 11-13 Juni, atas undangan Duta Besar RI Najib Rifat untuk Belgia, Luxembourg dan Uni Eropa.
Tentu saja, undangan itu dimanfaatkan sebagai ajang mengenalkan Sumsel di Eropa. Salah satunya mengujungi salah satu pelabuhan terbesar kedua di Eropa, yakni Antwerpen yang menjadi pintu gerbang Eropa.
"Saya tertarik dengan Pelabuhan Antwerpen ini karena karakternya sama dengan Pelabuhan Tanjung Api-api," katanya.
Untuk pengerukan, katanya, akan dilakukan PT Pelindo dengan melibatkan BUMD dan tim ahli dari Belgia karena kandungan lumpur yang mengendap harus dikeluarkan sehingga alur pelayaran tidak akan terganggu. Selain kerjasama pengerukan, Belgia juga merupakan pasar yang tepat untuk produk pertanian Sumsel. Untuk itu Kota Pagaralam dijadikan pusat pengembangan sayur dan buah-buahan.
"Pagaralam memiliki kontur tanah yang bagus sehingga dapat tumbuh berbagai jenis sayur dan buah-buahan. Belgia sangat membutuhkan dan meminta Sumsel bisa ekspor," katanya.
Selain itu, Alex juga menjadikan kota Prabumulih yang tidak hanya menjadi pusat penghasil buah nenas tetapi ke depan harus dibangun pabrik yang mampu mengemas nenas menjadi produk yang sudah siap jual. Begitu pun dengan produk-produk unggulan lain di Sumsel.
"Insya Allah, petani kita akan lebih menguntungkan. Tidak akan ada konflik kepentingan di sini karena petani akan mendapatkan keuntungan berlipat daripada menjual hasil tani dengan produk alami," katanya.