Skenario Terbaik dan Terburuk Nuklir Jepang

Beberapa hari setelah gempa dan tsunami Jepang, situasi di kompleks nuklir Fukushima semakin kritis. Puluhan miliar dikeluarkan untuk proses perbaikan. Inilah skenario terbaik dan terburuk nuklir.

Saat ini, menurut fisikawan Princeton University Frank von Hippel, materi radioaktif sudah menyebar hingga laut sehingga berdampak ke kawasan sekitar laut Pasifik. Bahkan, Angkatan Laut Amerika Serikat menemukan bahwa awak kapal USS Ronald Reagan terkena kontaminasi radioaktif tingkat rendah. “Saya sangat terkejut melihat betapa tingginya tingkat radiasi,” ujar von Hippel.

Saat ini, operator pabrik nuklir memompa air laut dingin ke dalam pipa tekanan di pabrik untuk mencegah pemanasan yang membahayakan. Mereka juga telah menambahkan asam borat ke air laut karena ini mampu menekan reaksi nuklir di laut. Pihak berwenang masih enggan mengubah strategi karena air laut sangat korosif sehingga dikhawatirkan mengganggu reaktor pembangkit listrik masa depan.

Skenario terbaik dalam kasus nuklir di Jepang adalah air laut mampu menjaga temperatur di pipa tekanan selama beberapa hari dan tidak timbul masalah lebih lanjut. Selama kurun waktu itu, sisa panas dari peluruhan radioaktif itu sudah menghilang. Operator pabrik juga tidak perlu melepaskan uap dari kapal. Tambahan, daya listrik bisa diperbaiki untuk sistem pendinginan, ujar von Hippel lagi.

Skenario terburuk adalah pihak berwenang tidak mampu mendinginkan inti nuklir sehingga suhu terus naik. Selanjutnya, bahan bakar uranium mencair dan mengacaukan pipa tekanan di bawah kapal. Penahan beton dan baja di lantai bawah kapal memang dibangun sesuai dengan bobot inti nuklir jika mencair. Namun, ilmuwan tidak dapat sepenuhnya mengesampingkan kemungkinan adanya kegagalan bahan radioaktif itu bocor ke lingkungan terbuka.

Saat ini, situasi di Fukushima sama seperti insiden di Three Mile Island pada 1970 yang melibatkan krisis inti parsial yang meleleh sehingga mengeluarkan gas radioaktif. “Ini sama buruknya dengan kejadian Three Mile Island,” kata von Hippel.

Bahkan dalam scenario terbaik, proses pemulihan memakan waktu bertahun-tahun. “Ketika Anda berhadapan dengan bahan bakar seperti ini, butuh waktu setidaknya tiga tahun untuk menghentikan reaksi,” kata von Hippel.inilahdotcom